Kesabaran merupakan obat terbaik dari segala kesulitan.

Masalah adalah sebuah anugrah Dimana kita bisa mendapatkan hikmah dan memberikan inspirasi untuk bertindak Yang diperlukan adalah bagaimana Anda menghadapi rintangan tersebut, apakah Anda mau berusaha mengatasinya atau dijadikan alasan untuk berhenti atau menyerah.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 08 April 2017

Andrie wongso



Alkisah, sebuah liburan panjang diisi oleh sekumpulan sahabat untuk melakukan reuni. Sudah dua puluh tahun lebih mereka berpisah dan baru tahun itu mereka bisa berkumpul. Untuk itu, mereka sepakat untuk menemui gurunya ketika bersekolah dulu. Mereka hendak berterima kasih, bahwa dengan ajaran dari sang guru, mereka kini telah sukses dengan bidangnya masing-masing.
Maka, di sebuah sore yang hangat, mereka pun datang bersama-sama mengunjungi sang guru. Mereka saling bercanda, mengenang masa kenakalan ketika remaja. Kemudian satu sama lain mulai berkisah tentang perjuangan hidup yang mereka lalui. Ada yang sudah jadi bos besar di perusahaan multinasional. Ada pula yang menjadi pengusaha sukses di bidang transportasi. Ada pula yang mengaku sudah melanglang buana ke hampir semua benua untuk memenuhi impiannya.
Melihat percakapan seputar kesuksesan yang sudah hampir melampaui batas, sang guru pun meminta izin untuk ke belakang rumah. Rupanya, ia mengambil beberapa cangkir kopi dan satu teko berisi kopi panas yang siap diseduh. Uniknya, cangkir yang diberikan terdiri dari beragam bentuk dan terdiri pula dari beragam bahan. Ada yang dari keramik, kristal, kaca, melamin, dan ada pula yang hanya terbuat dari plastik biasa.
“Sudah, sudah.. Ngobrolnya berhenti dulu. Ini Bapak sudah siapkan kopi buat kalian,” sebut sang guru memecah keasyikan obrolan mereka.
Hampir serempak, mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat. Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek. Lantas, setelah semua mendapatkan cangkirnya, sang guru pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.
“Mari, silakan diminum,” ajak sang guru, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek. “Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.”
“Wah, enak sekali Pak.. Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,” timpal salah satu murid yang langsung diiyakan oleh teman yang lain.
“Nah, kopinya enak ya? Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk memilih cangkir yang paling bagus hingga hanya menyisakan satu cangkir paling jelek ini?” tanya sang guru.
Murid-murid itu pun saling berpandangan. Mereka bertanya-tanya, apa maksud gurunya bertanya seperti itu. Maka sang guru pun kembali meneruskan ucapannya. “Tak salah memang untuk memilih apa saja yang terbaik. Malahan, itu sangat manusiawi. Tapi masalahnya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Akibatnya, pikiran kalian terfokus pada cangkir. Padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkir, melainkan kopinya. Dan, kalian sendiri mengaku bahwa kopi ini adalah kopi terenak. Jadi, tolong pikirkan baik-baik. Hidup kita seperti  kopi dalam cangkir tersebut. Sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kalian miliki.”
Sang guru pun kembali meneruskan wejangannya. “Karena itu, jangan pernah biarkan cangkir memengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, sebab kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus, dan pekerjaan mapan yang kalian banggakan tadi merupakan jaminan kebahagiaan. Namun sejatinya, kualitas hidup kita ditentukan oleh ‘apa yang ada di dalam’ bukan ‘apa yang kelihatan dari luar’. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan rasa bahagia dalam kehidupan kita? Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. Jadi, kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.”
Semua murid itu pun tertunduk malu. Mereka merasakan inilah reuni yang membuat mereka kembali “membumi”. Mereka pun berjanji, akan menjadikan pembelajaran cangkir kopi tersebut untuk menjadikan sukses yang diraih memberi kemanfaatkan kepada lebih banyak orang, dan bukannya menjebak mereka dalam kesombongan.
Www.andriewongso.com

*TEGARLAH & TETAPLAH TERSENYUM*




*TEGARLAH & TETAPLAH TERSENYUM*
Saudaraku...
Sesungguhnya Dia yang mengujimu dg sedikit masalah adalah Dia yg selama ini membanjirimu dengan lautan nikmat & anugerah…
Berbaik sangkalah padaNya..
Jika saat ini beban yg kau pikul begitu memberatkan punggungmu…
Maka berbahagialah..
karena Dia telah percaya punggungmu akan kuat memikulnya…
Jika saat ini harapanmu belum terwujud…
Maka berbahagialah...
Karena Dia telah percaya kamu tak akan lelah berjuang dan berpasrah padaNya...
Satu hal yang harus diyakini…
Dia tidak akan pernah memberikan ujian yang tak mampu kita lalui…
Jadi apapun yang kita hadapi saat ini, itu semata karena kita mampu menjalaninya…
Tetap kuat dan semangat…..!!
Ingatlah dalam bahagia Allah menyisipkan duka,
agar kita tau bahwa ada hikmah dibalik sekaan air mata.
Dalam harap Allah menyelipkan resah,
agar kita sadar untuk mengiringinya dg do’a dan segenap pasrah.
Dalam juangpun Allah meletakkan lelah,
agar kita ingat betapa mahalnya harga istiqamah.
Saudaraku...
Memang Allah tidak menjanjikan bahwa langit itu selalu biru,
bunga selalu mekar dan
matahari selalu bersinar.
Tapi ketahuilah bahwa Allah selalu memberi pelangi disetiap badai,
senyum disetiap air mata,
berkah disetiap cobaan,
dan jawaban disetiap do’a...
**

Jangan Mengeluh - Rezeki sdh ada yg mengatur




*Pagi itu seorang penjual Koran berteduh di tepi sebuah warung...*
*Sejak subuh hujan turun lebat sekali, seakan menghalanginya melakukan aktivitas utk  berjualan koran seperti biasa*
*Terbayang di fikiranku, tidak ada satu sen pun  uang yang akan di peroleh seandainya hujan tidak juga berhenti*.
*Namun, kegalauan yang kurasakan tidak  nampak sedikitpun di wajah Penjual  Koran itu.* *sementara hujan masih terus turun.*
*Si penjual koran pun masih tetap duduk di tepi warung sambil tangannya memegang sesuatu.*
*Tampaknya seperti sebuah buku.* *Kuperhatikan dari jauh, lembar demi lembar dibacanya.. pd mulanynya aku tidak tahu apa yang sedang dibacanya.*
*_ .perlahan-lahan ku dekati...MasyaAllah ternyata ia membaca Kitab Suci Al-Quran ._*
*+ "Assalamu 'alaikum"*
*- “Wa'alaikumus salam"*
*+ “Bagaimana jualan korannya  mas ?" ...*
*- “Alhamdulillah, sudah terjual satu.”*
*+ “Susah juga ya, kalau hujan begini" ...*
*- “Insya Allah sudah diatur rezekinya.”*
*+ “Terus, kalau hujannya sampai siang ?”*
*- “Itu berarti rezeki saya bukan jualan koran, tapi banyak berdoa.”*
*+ “Kenapa ?”*
*- “Bukankah  Rasulullah Saw pernah bersabda, ketika hujan adalah saat yg mustajab untuk berdoa. Maka, kesempatan berdoa itu adalah rezeki juga bukan?.”*
*+ “Lantas, kalau tidak dpt uang, bagaimana ?”*
*- "Berarti, rezeki saya adalah bersabar"*
*+ "Kalau tidak ada yg bisa dimakan ?"*
*- “Berarti rezeki saya berpuasa"*
*+ “Kenapa  bisa berfikir seperti itu ?”*
*- “Hanya Allah SWT yang memberi kita rezeki. Apa saja rezeki yang Allah berikan saya syukuri. Selama berjualan koran, walaupun tidak laku, dan harus berpuasa, saya tidak pernah  kelaparan"*
*_- kata-katanya terdengar ikhlas dan menutup pembicaraan kami_*
*Sahabat ...*
*Hujan pun berhenti....*
*_Si penjual  koran bersiap-siap unptuk terus menjajakan korannya. Ia pergi sambil memasukkan Al-Quran ke dalam tasnya._*
*_Aku termenung, tanpa kusadari kacamata ku menjadi gelap basah bercampur airmataku yg sudah menggenang..._*
*Bnyk hikmah yg aqu dpt setelah aku merenungi setiap kalimat bermakna yang diucapkan penjual  koran tadi..*
*Ada renungan besar di dalam hati mengapa selama ini jikalau hujan turun qta tak sungguh2 ikhlas menerimanya..selalu ada resah atau gelisah....*
*Kuatir tidak mendapat uang..*.
*Risau rumahnya akan terendam banjir....*
*Bimbang tidak bisa datang ke kantor..*
*Keluh kesah tidak bisa bertemu rekan bisnis.... dan msh bnyk lagi yg lainnya...*
*_Semakin ku sadari, sungguh rezeki bukan semata2 berbtk uang.._*
*_Tetapi bisa dalam bentuk hidayah, kesabaran, berpuasa, berdoa, beribadah dan yg terpenting rasa syukur yg ikhlas..._*

Renungan Hidup - Sandaran Hati



Ketika aku bangun pagi dan merenung mengenai Kunci Sukses dalam Hidup :
Jendela kamar bilang : "Lihat dunia diluar !!!"
Langit - langit kamar berpesan :
"Bercita - citalah setinggi mungkin !!"
Jam dinding berkata : "Tiap detik itu berharga !!!"
Cermin bilang : "Berkacalah sebelum bertindak !!!"
Kalendar berbisik : "Jangan menunda sampai besok !!!" nanti terlambat .
Pintu berteriak : "Dorong yang keras, pergi & berusahalah !!!"
TAPI ....... tiba-tiba ...
Lantai berbisik :
"BERLUTUT dan BERDOALAH karena kunci kesuksesan kita harus dimulai dengan DOA...."
Kita belajar.... bahwa tidak selamanya hidup ini indah, kadang Allah mengijinkan kita melalui derita.
Tetapi kita tahu bahwa DIA tidak pernah meninggalkan kita, sebab itu kita harus belajar menikmati hidup dengan bersyukur.
Kita belajar .... bahwa tidak semua yang kita harapkan akan menjadi kenyataan, kadang Allah membelokkan rencana kita.
Tetapi kita tahu bahwa itu lebih baik dari yang kita rencanakan, sebab itu kita belajar menerima semua itu dengan sukacita.
Kita belajar .... bahwa tidak ada kejadian yang harus disesali & ditangisi, karena semua rancanganNYA yang akan sampai pada waktunya.
Ketika "Kaki" sudah tak kuat berdiri..."BERLUTUTLAH".
Ketika "Tangan" sudah tak kuat menggenggam.."LIPATLAH"
Ketika "Kepala" sudah tak kuat ditegakkan... "MENUNDUKLAH"
Ketika "Hati" sudah tak kuat menahan kesedihan... "MENANGISLAH.
Ketika "Hidup" sudah tak mampu untuk dihadapi... "BERDOALAH"
Karena di belakangmu ada kekuatan yang tak terhingga..
Di hadapanmu ada kemungkinan tanpa batas..
Di sekitarmu ada kesempatan yang tiada akhir.
Lebih dari itu, di atasmu ada Allah yang selalu menyertaimu..
Kasih sayang اَللّÙ‡ُ pada kita seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir....