yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!
Ketika orang memuji milikku,
aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya,
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya ...
"Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?"
"Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?"
Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-Nya ini?
kusebut itu musibah,
kusebut itu ujian,
kusebut itu petaka,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita ...
Aku ingin lebih banyak harta,
Aku ingin lebih banyak mobil,
Aku ingin lebih banyak rumah,
Aku ingin lebih banyak popularitas,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...
Kuperlakukan Dia seolah "Mitra Dagang" ku dan bukan sebagai "Kekasih"!
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku ...
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukMu ya Allah, ampuni aku, ya Allah ...
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku ..